Komet ATLAS Hancur: Gambar Menakjubkan Menangkap Kematiannya yang Meledak

18

Sebuah komet yang baru-baru ini ditemukan, yang dijuluki “ATLAS lainnya”, telah hancur dengan cara yang spektakuler, memberikan gambaran sekilas tentang akhir yang kejam dari benda-benda langit yang sedingin es ini. Gambar-gambar baru mengungkapkan komet tersebut pecah menjadi beberapa bagian setelah bertabrakan dengan matahari awal bulan ini.

Penemuan dan Kecerahan Luar Biasa

Komet C/2025 K1 (ATLAS) pertama kali diamati pada bulan Mei oleh jaringan teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS). Ia mencapai titik terdekatnya dengan matahari pada tanggal 8 Oktober, menempuh jarak 31 juta mil. Komet ini mendapat perhatian karena menghasilkan cahaya keemasan yang mencolok pada koma dan ekornya – sebuah fenomena yang hanya terlihat pada beberapa komet karena komposisinya yang tidak biasa, tidak memiliki molekul berbasis karbon seperti dikarbon dan sianida.

Disintegrasi Mendadak

Pada 13 November, para astronom mendeteksi komet tersebut terbelah menjadi beberapa bagian. Astrofotografer Michael Jäger mendokumentasikan disintegrasi tersebut dengan animasi timelapse yang menunjukkan pecahan-pecahan tersebut saling menjauh. Komet tersebut diperkirakan akan pecah karena tekanan gravitasi yang kuat saat melintasi matahari, dan pengamatan awal setelah perihelion menunjukkan bahwa komet tersebut selamat. Namun, peristiwa cerah yang tiba-tiba mendahului fragmentasi menjadi setidaknya empat bagian berbeda.

Arti Pentingnya Perpisahan

Jaringan ATLAS, yang didanai oleh NASA, telah menemukan lusinan komet sejak tahun 2015, termasuk beberapa komet terkenal yang menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir. Fragmentasi terbaru ini menyoroti kerapuhan komet saat mendekati Matahari, sehingga memberikan wawasan tentang struktur dan komposisi internalnya. Warna emas yang tidak biasa pada komet ini menunjukkan susunan kimiawi yang unik, yang berpotensi mengungkap petunjuk tentang kondisi awal tata surya.

ATLAS Lainnya: Pengunjung Antarbintang

Peristiwa ini juga menarik perhatian pada komet lain yang memiliki nama ATLAS: 3I/ATLAS, sebuah objek antarbintang yang dikeluarkan dari sistem bintang lain. Berbeda dengan C/2025 K1, 3I/ATLAS melakukan perjalanan melalui tata surya kita, bukan mengelilinginya, dan akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada tanggal 19 Desember. Meskipun ada spekulasi, para astronom mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut bukanlah pesawat luar angkasa asing.

Penghancuran C/2025 K1 berfungsi sebagai pengingat akan proses dinamis dan seringkali penuh kekerasan yang membentuk tata surya kita, sementara pengamatan lanjutan terhadap 3I/ATLAS menawarkan kesempatan langka untuk mempelajari objek dari luar lingkungan kosmik kita. Fragmen C/2025 K1 tetap terlihat di konstelasi Leo bagi astronom amatir yang menggunakan teleskop atau teropong.