Mengapa Kucing Bersaudara Tidak Bisa Mirip

5

Anak kucing dari satu induk sering kali menunjukkan perbedaan mencolok dalam warna, pola, dan panjang bulu – terkadang tampak nyaris tidak berkerabat. Tidak seperti saudara kandung manusia, yang biasanya memiliki kemiripan yang kuat, teman serasah kucing bisa berupa campuran warna hitam, putih, kucing, kulit penyu, dan bulu panjang atau pendek. Ini bukanlah sebuah kekhasan; ini adalah hasil genetika yang kompleks dan biologi reproduksi kucing yang unik.

Genetika Bulu Kucing yang Rumit

Asosiasi Peternak Kucing mengakui beragam variasi bulu, mulai dari warna solid hingga pola rumit seperti mawar Bengal atau detak Abyssinian. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari interaksi gen yang kompleks, dimana beberapa gen mendominasi gen lainnya. Seperti yang dijelaskan oleh ahli biologi Jonathan Losos, “Ada sejumlah gen berbeda yang terlibat dalam warna dan pola kucing, dan ini sangat rumit karena beberapa gen menimpa gen lainnya.”

Gen menentukan warna solid, bercak, pola, dan panjang rambut dalam struktur hierarki. Gen kulit putih yang dominan, misalnya, dapat menutupi warna apa pun yang mendasarinya. Gen lain mengontrol pola kucing, dikombinasikan dengan gen warna untuk menciptakan beragam bulu. Gen terkait seks semakin memperumit masalah: pola belacu dan kulit penyu hampir secara eksklusif ditemukan pada kucing betina karena kehadirannya pada kromosom X. Bahkan beberapa kombinasi gen dapat menghasilkan hasil yang sangat berbeda, sehingga menjelaskan mengapa teman serasah bisa terlihat sangat berbeda.

Banyak Ayah: Faktor Kunci

Alasan terbesar terjadinya variasi genetik dalam satu anak adalah kucing betina dapat memiliki banyak ayah dalam satu anak. Kucing diinduksi ovulator, artinya mereka melepaskan telur hanya setelah kawin. Proses ini memungkinkan mereka melepaskan banyak sel telur dalam beberapa hari, dan jika mereka kawin dengan induk yang berbeda selama waktu tersebut, mereka dapat hamil lebih dari satu pejantan.

Fenomena ini, yang disebut superfekundasi heteropaternal, berarti saudara kandung dalam satu kelahiran hanya boleh berbagi 25% gen mereka. Ini tidak jarang; anjing, domba, dan bahkan manusia telah didokumentasikan memiliki anak yang memiliki banyak ayah.

Mengapa Ini Terjadi?

Para ilmuwan tidak yakin mengapa superfekundasi heteropaternal sangat umum terjadi pada kucing, namun ada teorinya. Ovulasi yang diinduksi mungkin merupakan adaptasi evolusioner untuk mencegah upaya reproduksi yang sia-sia: melepaskan sel telur hanya setelah kawin memastikan tidak ada energi yang terbuang untuk sel telur yang tidak dibuahi.

Selain itu, banyak ayah meningkatkan keragaman genetik dalam keluarga kucing, sehingga dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Bruce Kornreich dari Cornell Feline Health Center berpendapat bahwa ini bisa menjadi strategi perkawinan yang efisien.

Keanekaragaman Sampah Perkotaan vs. Pedesaan

Superfekundasi heteropaternal jauh lebih umum terjadi di daerah perkotaan dimana populasi kucing padat dan wilayah kucing jantan tumpang tindih. Sebuah studi tahun 1999 menemukan bahwa 70% hingga 83% anak-anak di perkotaan memiliki banyak ayah, dibandingkan dengan hanya 0–22% di daerah pedesaan. Hal ini membuat beragam jenis sampah menjadi hal yang lumrah dan bukan pengecualian di banyak lingkungan.

Intinya, saudara kucing bisa terlihat sangat berbeda karena kombinasi genetika bulu yang kompleks dan kemampuan betina untuk hamil oleh banyak pejantan secara berurutan. Hal ini memastikan keragaman genetik yang lebih besar, dan membuat konsep “kemiripan keluarga” menjadi sulit diprediksi di dunia kucing.