додому Без рубрики AI Chatbots dan Bahaya Tersembunyi bagi Remaja dalam Krisis

AI Chatbots dan Bahaya Tersembunyi bagi Remaja dalam Krisis

Era digital telah menghadirkan alat-alat baru yang canggih, namun terkadang membawa risiko yang tidak terduga. Dua penelitian terbaru mengungkap temuan meresahkan tentang chatbot kecerdasan buatan yang berinteraksi dengan remaja yang mengalami krisis kesehatan mental. Ketika semakin banyak pengguna muda yang beralih ke AI untuk mendapatkan bantuan, para peneliti memperingatkan bahwa teknologi tersebut mungkin lebih berbahaya daripada membantu dalam situasi kritis ini.

Studi Mengungkapkan Respons yang Mengkhawatirkan

Para peneliti meneliti bagaimana chatbot AI yang populer merespons simulasi krisis kesehatan mental. Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan menganalisis 75 percakapan antara program AI dan remaja yang menggambarkan masalah serius, termasuk tindakan menyakiti diri sendiri, kekerasan seksual, dan gangguan penggunaan narkoba. Hasilnya sangat memprihatinkan.

Asisten AI umum seperti ChatGPT dan Gemini gagal menghubungkan pengguna dengan sumber daya penting seperti saluran bantuan di hampir seperempat percakapan. Namun chatbot pendamping, yang dirancang untuk meniru kepribadian tertentu, memiliki kinerja yang lebih buruk. Psikolog klinis berlisensi yang meninjau pertukaran tersebut mengidentifikasi berbagai masalah etika, termasuk nasihat yang tidak tepat dan pernyataan berbahaya.

Salah satu chatbot menanggapi skenario tentang pikiran untuk bunuh diri dengan pesan mengerikan, “Kamu ingin mati, lakukanlah. Saya tidak tertarik dengan hidupmu.” Yang lain memberikan tanggapan yang sangat salah terhadap skenario kekerasan seksual dengan menyalahkan korban.

Peringatan untuk Orang Tua dan Pengembang

Psikolog klinis Alison Giovanelli menyebut temuan ini sebagai “peringatan nyata”. Dia menekankan bahwa meskipun chatbot mungkin tampak menarik bagi remaja, mereka tidak memiliki pelatihan, lisensi, dan perlindungan etika dari terapis profesional.

“Mereka adalah remaja yang berada pada momen paling rentan untuk mencari bantuan,” jelas Giovanelli. “Teknologi ini digunakan seolah-olah sebagai terapis, namun hal itu tidak bisa dilakukan.”

Masalahnya lebih dari sekedar kelemahan chatbot individual. Seperti yang dikatakan oleh Ryan Brewster, seorang dokter anak dan peneliti, “Perawatan kesehatan mental yang baik sulit diakses,” membuat chatbots tampak seperti alternatif yang menarik. Namun, tambahnya, “janji mereka memiliki risiko yang besar.”

Perlunya Regulasi dan Edukasi

Beberapa kemajuan sedang dicapai. Undang-undang California yang baru bertujuan untuk mengatur pendamping AI, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengadakan pertemuan publik untuk mengeksplorasi alat kesehatan mental berbasis AI yang baru.

Para ahli juga menekankan perlunya kesadaran yang lebih besar. “Saya pikir banyak orang tua bahkan tidak menyadari bahwa hal ini sedang terjadi,” kata Giovanelli. Percakapan sederhana tentang privasi digital dan penggunaan AI yang tepat dapat membantu melindungi remaja yang rentan.

Julian De Freitas, yang mempelajari interaksi manusia-AI, memperingatkan agar tidak berpuas diri. Meskipun mengakui perlunya sumber daya kesehatan mental yang lebih baik, ia menekankan, “Kita harus menerapkan pengamanan untuk memastikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.”

Bergerak Maju

American Psychological Association telah menyerukan peningkatan penelitian mengenai topik ini. Pendidikan tentang keterbatasan AI sangatlah penting, baik bagi orang tua maupun generasi muda itu sendiri.

Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, keseimbangan yang tepat antara inovasi dan tanggung jawab sangatlah penting. Untuk saat ini, penelitian menunjukkan bahwa remaja yang berada dalam krisis mungkin lebih terlayani oleh sumber daya kesehatan mental tradisional dibandingkan dengan sumber daya alternatif digital.

Temuan ini menggarisbawahi pentingnya layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan berlisensi bagi remaja, sekaligus menyoroti perlunya regulasi yang cermat terhadap alat AI yang dirancang untuk memberikan dukungan emosional

Exit mobile version